PASTI
Aku hanya diam
Sebab
Ketidak-pantasanku muncul di hadapmu
Tiada apapun selain rasa yang dijanjikan
Sayang-ku itu kan buang waktumu
Sebabku dalam pantaskan untuk menyayangi
Ketidakpastian tetap bukan untuk kau tanggung mudah
Sayang...
Waktumu terlalu mahal
Akan satu yang kelak menjadi banyak
Tentang kepastian dari caraku
Dengan malu tersimpan baik saat ini
Semua terjadi disaat-saat terbaik dalam sejarah dunia
Kuat berdiri, tiba menghampiri dirimu
Pikirku yang telah yang telah ku biarkan pergi
Aku hanya tidak peduli
Dengan senyum terbaik, ku berucap sapaan
Teruntukmu...
Wahai dirimu ini
Kedua telinga akan selalu mengharap jawab kecil saja
....
Dirimu kini
Hanya sepasang mata coba menatap matamu
Tak peduli akan apapun, bahkan dirimu
Sebabku hanyalan satu
Mengharap sewajah seyum sedari lama
Kamu yang tidak berubah...
Dari yang diam-diam ku tahu
Karena lemahnya diri ini, beda dari yang sudah banyak
Dewasaku mungkin sembilan belas atau dua puluh dua
Bukan dikemarin hari
Karena tidak sanggupku menyertakanmu di dalam semua perselisihan
Peperangan tunggal diri ini sendiri
Aku akan kuat
Membawa kita jauh dari yang pernah terbayang oleh siaapun
Sayang...
Teruntukmu dunia kelak
Aku tidak lebih dari aku
Tanpa dirimu melebihi semua
Aku tak lebih dari kata hanya
Orang biasa yang memikirkan kesempurnaan
Ajariku menerima ketidaksempurnaan
Terus dan terus
Dan bagaimana melengkapinya bersama
Kita terhebat saja
Bersediakah kau menunggu?
Untuk setahun dua tahun?
Bahkan empat?
Meski esok bukan selalu tidak mungkin
Bersediakah engkau sibuk menanti untuknya?
Bagaimana kau mengartikan,
Menderita dalam sendiri
Atau teguh dalam ketidakpastian terindah
Untukmu yang terkasih
Pasti.
(DPL)