KASUS
YANG BERKITAN DENGAN PEREKONOMIAN INTERNASIONAL
Oleh
:
Nama
: Verda Ayu Nadanti
NPM
: 29213110
Kelas
: 2EB21
P
E M B A H A S A N
A. Pengertian Ekonomi International
Ekonomi
internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan
antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun
pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat, misalnya, sangat
bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah
dari makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya, negara-negara
berkembang sangat membutukan teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh
negara-negara industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan internasional
ditentukan oleh prinsip-prinsip keunggulan komparatif.
Ekonomi
Internasional Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional
(Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta
organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar
negara. Ekonomi International meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari
Negara yang satu dengan Negara yang lain
Ilmu Ekonomi
Internasional merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antara
satu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya baik
antara dua negara tersebut maupun antar beberapa negara. Hubungan dalam perekonomian
internasional dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, serta bantuan
kerjasama internasional.
Berdasarkan
pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi
sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi
dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Hubungan
ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman,
bantuan serta kerja sama internasional.
Ekonomi
internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya
menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan
ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan
pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu
topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu
dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah
ini merupakan topik makro.
B. Ruang Lingkup Ekonomi
International
Pengaruh perdagangan
internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat kesempatan
kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut.
Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa
yang diinginkan masyarakat di dalam negeri. Sebaliknya, impor akan menurunkan
permintaan masyarakat di dalam negeri. Permintaan masyarakat akan memengaruhi
kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan tergantung
pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor
neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan kerja dan
pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan
oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah
turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia relatif
akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya,
harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan
cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan
cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan
serta kejadian internasional akan memengaruhi ekonomi dalam negeri, melalui
pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan
masyarakat.
Pengaruh ini
terasa pada ekonomi dalam negeri. Bank-bank serta perusahaan-perusahaan besar
dan perorangan dapat meminjamkan uangnya di dalam negeri maupun luar negeri,
tergantung mana yang lebih menguntungkan. Keuntungan ini tergantung dari
tingginya tingkat bunga yang ditawarkan oleh masing-masing negara. Bila di AS
lebih tinggi tingkat bunganya, misalnya, maka dana akan mengalir banyak ke AS,
begitu pula sebaliknya. Tetapi, mengalirnya banyak dana ke AS akan
mengakibatkan penawaran kredit menjadi meningkat, dan hal ini akan menurunkan
kembali tingkat bunga disana. Demikian seterusnya sehingga dicapai suau tingkat
bunga yang dapat mempertahankan keseimbangan.
C. Timbulnya Kegiatan Ekonomi antar
Daerah atau antar Bangsa
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya kegiatan ekonomi antar daerah / wilayah,
antar lain yaitu:
a. Perbedaan
Kandungan Sumberdaya Alam
Perbedaan
kandungan sumberdaya alam ini jelas akan mempengaruhi kegiatan produksi pada
daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumberdaya alam cukup tinggi akan
dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relative murah
dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumberdaya alam lebih
rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan menjadi
lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang mempunyai kandungan sumberdaya alam
lebih kecil hanya akan dapat memproduksi barang barang dengan biaya produksi
lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi lemah.
b. Perbedaan
Kondisi Demografis
Kondisi
demografis yang dimaksud adalah perbedaan tingkat pertumbuhan dan stuktur
kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi
ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja
yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi demografis ini akan dapat
mempengaruhi ketimpangan pembangunan antar wilayah karena hal ini akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat pada daerah bersangkutan.
Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai
produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong
peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan
kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan. Sebaliknya, bila pada suatu
daerah tertentu kondisi demografisnya kurang baik maka hal ini akan menyebabkan
relative rendahnya produktivitas kerja masyarakat setempat yang menimbulkan
kondisi yang kurang menarik bagi penanaman modal sehingga pertumbuhan ekonomi
daerah bersangkutan akan menjadi lebih rendah.
c. Kurang
Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa
Mobilitas
barang dan jasa ini meliputi kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik
yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya
adalah karena bila mobilitas tersebut kurang lancar maka kelebihan produksi
suatu daerah tidak dapat dijual kedaerah lain yang membutuhkan. Demikian pula
halnya migrasi yang kurang lancar menyebabkan kelebihan tenaga kerja suatu
daerah tidak dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang sangat membutuhkannya.
Akibatnya, ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi karena
kelebihan suatu daerah tidak dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang
membutuhkannya,sehingga daerah terbelakang sulit mendorong proses
pembangunannya.
d. Kosentrasi Kegiatan Ekonomi Daerah / Wilayah
Pertumbuhan
ekonomi daerah akan cenderung lebih cepat pada daerah dimana terdapat
konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup besar. Kosentrasi kegiatan ekonomi
dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1)
Karena adanya sumberdaya alam yang
lebih banyak pada daerah tertentu.
2) Meratanya
fastilitas transportasi, baik darat, laut dan udara, juga ikut mempengaruhi
kosentrasi kegiatan ekonomi antar daerah.
3) Kondisi
demografis (kependudukan) juga ikut mempengaruhi karena kegiatan ekonomi akan
cenderung terkosentrasi dimana sumberdaya manusia tersedia dengan kualitas yang
lebih baik.
f. Alokasi Dana Pembangunan Antar Daerah / Wilayah
Alokasi
investasi pemerintah ke daerah lebih banyak ditentukan oleh system pemerintahan
daerah yang dianut. Bila sistem pemerintahan daerah yang dianut bersifat
sentralistik, maka alokasi dana pemerintah akan cenderung lebih banyak
dialokasikan pada pemerintah pusat, sehingga ketimpangan pembangunan antar
wilayah akan cenderung tinggi. Akan tetapi jika sebaliknya dimana sistem
pemerintahan yang dianut adalah otonomi atau federal, maka dana pemerintah akan
lebih banyak dialokasikan kedaerah sehingga ketimpangan pendapatan akan cenderung
rendah. Alokasi dana pemerintah yang antara lain akan memberikan dampak pada
ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah alokasi dana untuk sektor
pendidikan, kesehatan, jalan, irigasi dan dan listrik. Semua sektor ini akan
memberikan dampak pada peningkatan pada peningkatan produktivitas tenaga kerja,
pendapatan perkapita, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pergerakan ekonomi
didaerah tersebut.
D. Contoh Kasus Perekonomian
Internasional di Bidang Perdagangan
Tahun 2009 yang lalu, Indonesia mengadukan
Pakistan ke WTO (World Trade Organization).
Pasalnya Indonesia menganggap Pakistan telah berbuat tidak adil terhadap minyak
kelapa sawit mentah Indonesia. Pengaduan ini bertujuan untuk mengembalikan
keleluasaan eksportir Indonesia dalam menaikkan kembali volume ekspor minyak
sawit mentah ke Pakistan. Selama ini volume ekspor turun 35%.
Sikap tidak adil ini dikerenakan
Pakistan memberlakukan bea masuk impor yang berbeda antara Indonesia dan
Malaysia. Bea masuk CPO (Crude Palm Oil)
Malaysia lebih murah 14 dollar AS per ton disbanding bea masuk CPO Indonesia.
Bea masuk CPO dari Malaysia
diturunkan dari 15,5% menjadi 5,5% sejak 1 Januari 2008. Imbal baliknya,
Malaysia membebaskan bea masuk jeruk kino dan kapas Pakistan ke negaranya.
Ditengarai mulai 1 Januari 2010, bea masuk CPO Malaysia ke Pakistan kembali
diturunkan menjadi 5%. Akibatnya pengusaha pengolahan minyak nabati di Pakistan
lebih memilih CPO Malaysia yang otomatis lebih murah.
Perbedaan Bea Masuk dari Pakistan
untuk Indonesia dan Malaysia
Perbedaan bea masuk merupakan contoh kasus perekonomian
internasional yang serius. Untuk itu, Indonesia ingin menyelesaikannya melalui
forum multilateral di bawah WTO. Penurunan volume ekspor CPO Indonesia ke
Pakistan juga dipengaruhi oleh menurunnya permintaan di pasar Pakistan.
Bila volume ekspor CPO ke Pakistan
berkurang, otomatis pemasukan untuk kas Negara pun mengalami penurunan.
Sementara pemasok terbesar CPO KE NEGARA Pakistan adalah Indonesia dan
Malaysia. Sedangkan Pakistan justru memberlakukan bea masuk yang berbeda, yang
akhirnya memicu ketimpangan tarif.
Penandatanganan Perjanjian Penurunan
Bea Masuk
Setelah diadakan perundingan,
akhirnya pada tanggal 16 September 2011 dilakukan penandatanganan perjanjian
penurunan bea masuk CPO dari Indonesia ke Pakistan. Perjanjian tersebut
ditandatangani oleh Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Mahendra Siregar, dan
Wakil Menteri Perdagangan Pakistan Zafar Mehmood.
Ditahun sejak ditandatanganinya
perjanjian tersebut, tarif bea masuk CPO dari Indonesia ke Pakistan diturunkan
seperti tarif yang diberikan atas CPO Malaysia, yaitu sebesar 15%. Imbalan dari
penurunan tariff tersebut, Indonesia membebaskan tarif bea masuk jeruk kino
Pakistan yang sebelumnya dikenakan tarif sebesar 15-20
%.
%.
Semenjak diberlakukannya perjanjian
penurunan bea masuk tersebut, pemerintah Indonesia menargetkan untuk bisa
meningkatkan kuantitas pengiriman CPO-nya, yang awalnya hanya 400 ton ditahun
2012, pada tahun 2013 ini diharapkan mampu mengirim 2 juta ton. Kalau hal ini bisa
terjadi, maka bisa membantu meningkatkan perekonomian Negara Indonesia.
Inilah salah satu contoh kasus
perekonomian internasional yang akhirnya bisa diselesaikan dengan perjanjian
perdagangan yang disebut Preferential
Trade Agreement (PTA).
Sumber
Referensi;
konsepblackbook.blogspot.com/2013/06/pengertian-ekonomi-international.html