Minggu, 17 Mei 2015

Softskill (Aspek Hukum dalam Ekonomi)




KASUS YANG BERKITAN DENGAN PEREKONOMIAN INTERNASIONAL

Oleh :
Nama : Verda Ayu Nadanti
NPM : 29213110
Kelas : 2EB21





P E M B A H A S A N

A. Pengertian Ekonomi International
            Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat, misalnya, sangat bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang sangat membutukan teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip keunggulan komparatif.
            Ekonomi Internasional Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Ekonomi International meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain
            Ilmu Ekonomi Internasional merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya baik antara dua negara tersebut maupun antar beberapa negara. Hubungan dalam perekonomian internasional dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, serta bantuan kerjasama internasional.
            Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional.
            Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah ini merupakan topik makro.
 
B. Ruang Lingkup Ekonomi International
            Pengaruh perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat di dalam negeri. Sebaliknya, impor akan menurunkan permintaan masyarakat di dalam negeri. Permintaan masyarakat akan memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia relatif akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya, harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan serta kejadian internasional akan memengaruhi ekonomi dalam negeri, melalui pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan masyarakat.
            Pengaruh ini terasa pada ekonomi dalam negeri. Bank-bank serta perusahaan-perusahaan besar dan perorangan dapat meminjamkan uangnya di dalam negeri maupun luar negeri, tergantung mana yang lebih menguntungkan. Keuntungan ini tergantung dari tingginya tingkat bunga yang ditawarkan oleh masing-masing negara. Bila di AS lebih tinggi tingkat bunganya, misalnya, maka dana akan mengalir banyak ke AS, begitu pula sebaliknya. Tetapi, mengalirnya banyak dana ke AS akan mengakibatkan penawaran kredit menjadi meningkat, dan hal ini akan menurunkan kembali tingkat bunga disana. Demikian seterusnya sehingga dicapai suau tingkat bunga yang dapat mempertahankan keseimbangan.

C. Timbulnya Kegiatan Ekonomi antar Daerah atau antar Bangsa
            Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kegiatan ekonomi antar daerah / wilayah, antar lain yaitu:
a. Perbedaan Kandungan Sumberdaya Alam
            Perbedaan kandungan sumberdaya alam ini jelas akan mempengaruhi kegiatan produksi pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumberdaya alam cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relative murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumberdaya alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang mempunyai kandungan sumberdaya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi barang barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi lemah.
b. Perbedaan Kondisi Demografis
            Kondisi demografis yang dimaksud adalah perbedaan tingkat pertumbuhan dan stuktur kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi demografis ini akan dapat mempengaruhi ketimpangan pembangunan antar wilayah karena hal ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan. Sebaliknya, bila pada suatu daerah tertentu kondisi demografisnya kurang baik maka hal ini akan menyebabkan relative rendahnya produktivitas kerja masyarakat setempat yang menimbulkan kondisi yang kurang menarik bagi penanaman modal sehingga pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan akan menjadi lebih rendah.
c. Kurang Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa
            Mobilitas barang dan jasa ini meliputi kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya adalah karena bila mobilitas tersebut kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat dijual kedaerah lain yang membutuhkan. Demikian pula halnya migrasi yang kurang lancar menyebabkan kelebihan tenaga kerja suatu daerah tidak dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang sangat membutuhkannya. Akibatnya, ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi karena kelebihan suatu daerah tidak dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang membutuhkannya,sehingga daerah terbelakang sulit mendorong proses pembangunannya.
d. Kosentrasi Kegiatan Ekonomi Daerah / Wilayah
            Pertumbuhan ekonomi daerah akan cenderung lebih cepat pada daerah dimana terdapat konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup besar. Kosentrasi kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1)  Karena adanya sumberdaya alam yang lebih banyak pada daerah tertentu.
2)     Meratanya fastilitas transportasi, baik darat, laut dan udara, juga ikut mempengaruhi kosentrasi kegiatan ekonomi antar daerah.
3)     Kondisi demografis (kependudukan) juga ikut mempengaruhi karena kegiatan ekonomi akan cenderung terkosentrasi dimana sumberdaya manusia tersedia dengan kualitas yang lebih baik.
f. Alokasi Dana Pembangunan Antar Daerah / Wilayah
            Alokasi investasi pemerintah ke daerah lebih banyak ditentukan oleh system pemerintahan daerah yang dianut. Bila sistem pemerintahan daerah yang dianut bersifat sentralistik, maka alokasi dana pemerintah akan cenderung lebih banyak dialokasikan pada pemerintah pusat, sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi. Akan tetapi jika sebaliknya dimana sistem pemerintahan yang dianut adalah otonomi atau federal, maka dana pemerintah akan lebih banyak dialokasikan kedaerah sehingga ketimpangan pendapatan akan cenderung rendah. Alokasi dana pemerintah yang antara lain akan memberikan dampak pada ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah alokasi dana untuk sektor pendidikan, kesehatan, jalan, irigasi dan dan listrik. Semua sektor ini akan memberikan dampak pada peningkatan pada peningkatan produktivitas tenaga kerja, pendapatan perkapita, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pergerakan ekonomi didaerah tersebut.

D. Contoh Kasus Perekonomian Internasional di Bidang Perdagangan
            Tahun 2009 yang lalu, Indonesia mengadukan Pakistan ke WTO (World Trade Organization). Pasalnya Indonesia menganggap Pakistan telah berbuat tidak adil terhadap minyak kelapa sawit mentah Indonesia. Pengaduan ini bertujuan untuk mengembalikan keleluasaan eksportir Indonesia dalam menaikkan kembali volume ekspor minyak sawit mentah ke Pakistan. Selama ini volume ekspor turun 35%.
            Sikap tidak adil ini dikerenakan Pakistan memberlakukan bea masuk impor yang berbeda antara Indonesia dan Malaysia. Bea masuk CPO (Crude Palm Oil) Malaysia lebih murah 14 dollar AS per ton disbanding bea masuk CPO Indonesia.
            Bea masuk CPO dari Malaysia diturunkan dari 15,5% menjadi 5,5% sejak 1 Januari 2008. Imbal baliknya, Malaysia membebaskan bea masuk jeruk kino dan kapas Pakistan ke negaranya. Ditengarai mulai 1 Januari 2010, bea masuk CPO Malaysia ke Pakistan kembali diturunkan menjadi 5%. Akibatnya pengusaha pengolahan minyak nabati di Pakistan lebih memilih CPO Malaysia yang otomatis lebih murah.

Perbedaan Bea Masuk dari Pakistan untuk Indonesia dan Malaysia
Perbedaan bea masuk merupakan contoh kasus perekonomian internasional yang serius. Untuk itu, Indonesia ingin menyelesaikannya melalui forum multilateral di bawah WTO. Penurunan volume ekspor CPO Indonesia ke Pakistan juga dipengaruhi oleh menurunnya permintaan di pasar Pakistan.
            Bila volume ekspor CPO ke Pakistan berkurang, otomatis pemasukan untuk kas Negara pun mengalami penurunan. Sementara pemasok terbesar CPO KE NEGARA Pakistan adalah Indonesia dan Malaysia. Sedangkan Pakistan justru memberlakukan bea masuk yang berbeda, yang akhirnya memicu ketimpangan tarif.

Penandatanganan Perjanjian Penurunan Bea Masuk
            Setelah diadakan perundingan, akhirnya pada tanggal 16 September 2011 dilakukan penandatanganan perjanjian penurunan bea masuk CPO dari Indonesia ke Pakistan. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Mahendra Siregar, dan Wakil Menteri Perdagangan Pakistan Zafar Mehmood.
            Ditahun sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut, tarif bea masuk CPO dari Indonesia ke Pakistan diturunkan seperti tarif yang diberikan atas CPO Malaysia, yaitu sebesar 15%. Imbalan dari penurunan tariff tersebut, Indonesia membebaskan tarif bea masuk jeruk kino Pakistan yang sebelumnya dikenakan tarif sebesar 15-20
%.
            Semenjak diberlakukannya perjanjian penurunan bea masuk tersebut, pemerintah Indonesia menargetkan untuk bisa meningkatkan kuantitas pengiriman CPO-nya, yang awalnya hanya 400 ton ditahun 2012, pada tahun 2013 ini diharapkan mampu mengirim 2 juta ton. Kalau hal ini bisa terjadi, maka bisa membantu meningkatkan perekonomian Negara Indonesia.
            Inilah salah satu contoh kasus perekonomian internasional yang akhirnya bisa diselesaikan dengan perjanjian perdagangan yang disebut Preferential Trade Agreement (PTA).




Sumber Referensi;
konsepblackbook.blogspot.com/2013/06/pengertian-ekonomi-international.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar