Kamis, 06 Oktober 2016

Etika Profesi Akuntan (1)


DIREKTORAT JENDRAL PAJAK

Tugas :
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Fungsi :
a.    Perumusan kebijakan di bidang perpajakan
b.    Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan
c.    Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan
d.   Pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang perpajakan
e.    Pelaksanaan administrasi Direktorat Jendral Pajak, dan
f.     Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan

Dasar Hukum :
Peraturan Presiden Nomor 28Tahun 2015 Tentang Kementrian  Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementrian Keuangan


ETIKA PROFESI
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
Kode etik pegawai direktorat jenderal pajak diatur dalam PMK No. 1/PM.3/2007. PeraturanMenteri Keuangan tersebut merupakan sebuah bentuk pelaksanaan ketentuan Pasal 2 dan Pasal 10ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.01/2007.
Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak berisi kewajiban dan larangan pegawai dalam menjalankan tugasnya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Adapun beberapa kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap pegawai antara lain yaitu :

1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain
2. Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel. Bekerja secara profesional meliputi :
  • Integritas, yaitu ukuran kualitas moral Pegawai yang diwujudkan dalam sikap jujur, bersih dari tindakan tercela, dan senantiasa mengutamakan kepentingan negara
  •  Disiplin, yaitu pencerminan ketaatan Pegawai terhadap setiap ketentuan yang berlaku
  • Kompetensi, yaitu ukuran tingkat pengetahuan, kemampuan dan penguasaan atas bidang tugas Pegawai sehingga mampu melaksanakan tugas secara efektif dan efisien
  • Bekerja secara transparan, yaitu setiap Pegawai bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun demikian, kerahasiaan jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetap harus diterapkan. Bekerja secara akuntabel artinya Pegawai harus bertanggungjawab dan bersedia untuk diperiksa oleh pihak yang berwenang atas setiap keputusan atau tindakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan tugas
3. Mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak
4. Memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak lain dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya
5. Mentaati perintah kedinasan
6. Bertanggung jawab dalam penggunaan barang iventaris milik Direktorat Jenderal Pajak
7. Menaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor
8. Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan
9. Bersikap, berpenampilan, dan bertutur secara sopan

Selain itu pegawai dilarang: (i) bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas; (ii) menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik; (iii) menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung; (iv) menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, dari Wajib Pajak, sesama pegawai, atau pihak lain, yang menyebabkan pegawai yang menerima, patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya; (v) menyalahgunakan data atau informasi perpajakan; (vi) menyalahgunakan fasilitas kantor; (vii) melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan gangguan, kerusakan dan atau perubahan data pada sistem informasi milik Direktorat Jenderal Pajak; dan (viii) melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat Direktorat Jenderal Pajak.
Sementara itu, pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral dan hukuman disiplin.
Dalam buku kode etik pegawai Dirjen Pajak di atas jelas disebutkan bahwa pegawai harus bekerja dengan jujur, bersih dari tindakan tercela, dan senantiasa mengutamakan kepentingan Negara. Namun lagi-lagi apalah arti buku kode etik tersebut tanpa adanya moral yang baik dari pelaksananya.

Sumber :



Rabu, 28 September 2016

Kewirausahaan (1)



Usaha Kecil Menegah Adoreble Project Indonesia

Profil singkat :
Adorable Project adalah merek lokal Indonesia yang berdiri sejak 2008 di Bandung. Dan mulai berpartisipasi dalam dunia fashion nasional pada tahun 2009 dengan harapan dan mimpi besar untuk menjadi salah satu merek terbaik di Indonesia yang fokus memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang fashion. Adorable Project  adalah toko online (online shop) yang mempermudah masyarakat khususnya kaum wanita, untuk mendapatkan barang-barang yang mereka cari atau inginkan.
Singkat cerita pada tahun 2008 silam seorang mahasiswi DKV ITENAS yang merupakan salah satu PTS di kota Bandung, Ira Hanira yang merupakan pemilik Adorable Project Indonesia melihat peluang yang sangat besar pada usaha ini. Selanjutnya pada akhir tahun 2008 Facebook Adorable Project Indonesia terbentuk untuk pertama kalinya.
Adorable Project juga mempunyai mimpi, ingin memperluas lapangan kerja di negara ini dan membuat kesejahteraan. Sampai saat ini Adorable Project memiliki 100 pekerja, dan 20 orang di antara mereka adalah yang terbaik dan juga terampil dalam seni sepatu pengrajin di Bandung, berkonsentrasi pada kualitas terbaik sepatu handmade wanita.

Opini :
Saya termasuk pelanggan setia Adorable Project, menurut saya dalam hal produk buatan tangan (handmade) seperti baju, tas, sepatu, hingga pernak-pernik aksesoris desainnya dibuat unik, menarik, dan manis sehingga cocok untuk wanita. Adorable Project juga memberikan layanan yang terbaik untuk para pelanggan. Misalnya, cara pesan produknya mudah dari berbagai sosial media, responnya cepat, juga barang yang dikirim cepat sampai di tujuan. Lalu dari segi harga sangat terjangkau bagi mahasiswa seperti saya. Karena Adorable Project adalah toko online, maka hanya dengan membuka internet atau hape saja kita bisa belanja tanpa harus keluar rumah.
Tetapi walaupun terdapat banyak kelebihan, Adorable Project juga terdapat berbagai kekurangan. Terutama pada kualitas sepatu yang masih rendah seperti, bahannya kaku jadi terasa sakit apabila dipakai terlalu lama, cepat rusak, kurang awet atau tidak tahan lama. Selain itu apabila ingin memesan produk yang sudah sold out atau telah habis terjual, kita harus menunggu 2-3 minggu agar produk baru diproduksi setelah jadwal PO (pre order) berakhir, dan dikirim setelah produk jadi. Dan menurut saya, itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Saya berharap merek ini menjadi lebih baik, dapat memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia, dan menciptakan desain yang lebih unik dan kreatif untuk membawa ke depan industri kreatif di Indonesia.

Sumber :

Senin, 27 Juni 2016

Letter of Application (Softskill)



Bekasi, June 01th, 2016

To :
Personel Manager of PT. Bridgestone Tire Indonesia
Jl. Pejuang, Bekasi Utara, Kota Bekasi,
Jawa Barat 17124,
Indonesia

Dear Sir or Madam,
Refer to your requirement in www.Jobstreet.co.id I am interested to joint and to contribute with your respected company, PT Bridgestone Tire Indonesia. I am applying for a position as Factory Accounting Staff with your company, as I feel my education compatible with the position.
I am the third level student of University of Gunadarma. Studied at the faculty of economics accounting majors. I Interested on factory accounting staff because I have knowledge about it. So, If this company receive me to be one of it's employee I can work better than other candidate. Therefore, I would appreciate meeting you to discuss my qualifications for this position greater detail.
I hope you will grant me an interview and the opportunity to give you more details about my self.

Sincerely yours,

Verda Ayu Nadanti

Kamis, 07 Januari 2016

Proposal Penelitian Ilmiah (Bahasa Indonesia)



PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DIVIDEN PAYOUT RATIO (DPR) , DAN KURS DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SELAMAT SEMPURNA TBK

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Mencapai
Gelar Setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Nama                : Verda Ayu Nadanti
NPM                 : 29213110
Jurusan             : Akuntansi

 


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2016









BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Pemain saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. informasi yang tepat tentang kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, kondisi ekonomi makro, dan Informasi relevan lainnya diperlukan untuk menilai saham secara akurat. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan resiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang beresiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan relatif besar. Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya perlu memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang diharapkan dan resiko yang mungkin terjadi. Ini berarti investasi dalam bentuk saham menjanjikan keuntungan yang besar sekaligus beresiko. Oleh karena itu perusahaan berusaha berkembang dan menunjukkan kinerja yang lebih baik dimata investor.
Semakin berkembangnya kegiatan pengembangan perusahaan tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut tentunya diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan sebagai pengganti ataupun sebagai penambah dana yang sedang dijalankan ataupun untuk pengembangan dan perluasan bidang usaha.
Dalam rangka memenuhi dana tersebut selain mencari pinjaman, merger, perusahaan dapat mencari tambahan modal dengan cara mencari pihak lain yang berpartisipasi dalam menanamkan modalnya. Hal ini dapat dilakukan dengan penjualan sebagian saham dalam bentuk efek kepada masyarakat luas. Usaha ini dikenal dengan istilah penawaran umum (go public) di pasar modal.
Perusahaan yang go public dapat menperjualbelikan saham secara luas di pasar sekunder. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh demand dan supply antara penjual dan pembeli. Biasanya demand dan supply ini dipengaruhi baik faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan tingkat kinerja perusahaan yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Seperti besarnya dividen yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan, prospek di masa yang akan datang, rasio utang dan equity. Kedua, faktor eksternal yaitu hal-hal di luar kemampuan manajemen perusahaan untuk mengendalikannya, seperti munculnya gejolak politik, perubahan kurs, laju inflasi yang tinggi, tingkat suku bunga deposito dan lain-lain.
Investor yang menanamkan dananya pada saham-saham perusahaan sangat berkepentingan terhadap laba saat ini dan laba yang diharapkan di masa yang akan datang serta adanya stabilitas laba. Sebelum menanamkan dananya investor melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Mereka berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi keuangan yang berdampak pada kemampuan perusahaan untuk membayar dividen untuk menghindari kebangkrutan. Oleh karena itu, investor hanya akan menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang mempunyai reputasi baik. Perusahaan yang mempunyai reputasi baik adalah perusahaan yang mampu memberikan dividen secara konstan kepada pemegang saham. Semakin meningkatnya laba yang diterima perusahaan maka semakin tinggi pula dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham.
Setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya apabila laba akan ditahan semua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas akan terabaikan. Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang lebih memilih dividen tinggi yang mengakibatkan retained earning menjadi rendah. Investor beranggapan bahwa dividen yang diterima saat ini lebih berharga dibandingkan capital gain yang diperoleh dikemudian hari.
Alasan peneliti mengambil tingkat dividen payout ratio, earning per share dan kurs dollar sebagai variabel adalah sebagai berikut: pertama, kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham dan kemampuan perusahaan membagikan dividen merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan, yang seringkali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Kedua, semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia menuju ke arah yang efisien dimana semua informasi yang relevan bisa dipakai sebagai masukan untuk menilai harga saham. Oleh karena itu peneliti memberikan judul: ”PENGARUH DIVIDEN PAYOUT RATIO (DPR), EARNING PER SHARE (EPS) DAN KURS DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SELAMAT SEMPURNA TBK”.

1.2  Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1    Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
a.   Apakah dividen payout ratio (DPR), earning per share (EPS) dan kursdollar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk.?

b.   Manakah diantara variabel dividen payout ratio, earning per share dan kurs dollar yang paling dominan pengaruhnya terhadap harga saham?
1.2.2    Batasan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, penulis membatasi masalah pada pengaruh harga saham perusahaan dengan dividen payout ratio (DPR), earning per share (EPS) dan kurs dollar. Dalam penulisan ilmiah ini data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan perusahaan Selamat Sempurna Tbk berupa neraca dan laporan laba rugi selama periode 2004 – 2008.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.   Untuk mengetahui pengaruh dividen payout ratio, earning per share dan kurs dollar terhadap harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk.

b.   Untuk mengetahui faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
a.   Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dividen payout ratio, earning per share dan kurs dollar yang terhadap harga saham yang bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

b.   Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi bagi investor.
        
1.5  Metode Penelitian
    1.5.1   Objek Penelitian
Pada penulisan ilmiah ini yang menjadi obyek penelitian adalah laporan keuangan perusahaan yang dipilih sebagai obyek penelitian yang terdiri neraca dan laporan laba rugi perusahaan Selamat Sempurna Tbk
 1.5.2   Metode Pengumpulan Data / Variabel
Peneliti mengumpulkan data bersumber dari sumber data sekunder, yaitu Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian data sekunder yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian arsip / studi pustaka, guna memperoleh data laporan keuangan. Penelitian dilakukan di Pusat Referensi Pasar Modal, BEI untuk mendapatkan Neraca dan Laporan Laba Rugi periode 2004 – 2008.
             1.5.3   Data / Variabel
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan adalah Variabel bebas atau independent (variabel X) berupa  dividen payout ratio, earning per share dan kurs dollar dan variabel terikat atau tidak bebas atau dependent (variabel Y) berupa harga saham.
1.5.4    Hipotesis

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
H01 : Earning per share (EPS) tidak mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk
HA1 : Earning per share (EPS)  mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk

HO2 : Dividen payout ratio (DPR) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk
HA2 : Dividen payout ratio (DPR) mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk

HO3 : Kurs dollar tidak mempunyai pengaruh terhadap harga   saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk
HA3 : Kurs dollar mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Selamat Sempurna Tbk

   1.5.5    Alat Analisis yang Digunakan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan alat analisis regresi linear. Untuk menguji pengaruh ketiga variabel independen (dividen payout ratio (DPR), earning per share (EPS) dan kurs dollar) secara bersama-sama (simultan) dan terpisah (parsial) terhadap variabel dependen (harga saham), dapat dilihat dari nilai uji signifikansi nilai t dan nilai F dari persamaan regresi.:

Model penelitian regresi dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut :


Y =  α  + b1 (X1) + b2 (X2) + b3 (X3) 

 
 




Keterangan :
Y                  = Harga saham
α                   = Konstanta
b1,b2,b3       = Koefisien regresi
X1                = Dividen Payout Ratio
X2                = Earning Per Share
X3                            = Kurs dollar


















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Kerangka teori
2.1.1 Pengertian dan Jenis-jenis Saham
Definisi saham adalah selembar kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, menurut pendapat lain saham adalah surat tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas, dimana dengan memilikinya manfaat yang akan diperoleh antara lain dividen, capital gain maupun manfaat finansial.
Adapun jenis-jenis saham yang diperdagangkan di bursa efek adalah sebagai berikut:
a.Saham biasa (common stock), jenis saham yang tidak memiliki hak melebihi  jenis-jenis saham lainnya. Pemegang saham biasa akan memperoleh keuntungan (dividen) hanya apabila perusahaan memperoleh laba. Ada beberapa karakteristik dari saham biasa diantaranya:
a) Saham biasa tidak menjanjikan pendapatan yang bersifat tetap dan  pasti. Pendapatan saham biasa dapat berasal dari penerimaan dividen dan selisih antara harga jual dengan harga beli saham.

b) Pemilik atau pemegang saham akan memiliki hak untuk ikut serta dalam  rapat umum pemegang saham (RUPS) yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan.

c) Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo tertentu, dengan demikian emiten tidak mempunyai tanggungjawab untuk membayar kembali harga pembelian saham yang telah diterbitkannya.

b.Saham preferen (preferen stock), adalah jenis saham yang memberikan hak istimewa kepada pemiliknya, saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi (bond) dan saham biasa. Dibanding saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi, oleh karena itu saham preferen dianggap mempunyai karakteristik. Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut:
a) Hak untuk menerima dividen terlebih dahulu.

b)Hak dividen kumulatif, artinya hak kepada pemegang saham   preferen untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

c)Hak preferen pada waktu likuidasi, artinya hak saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibanding saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

2.1.2 Harga Saham
Harga saham adalah suatu saham yang mempunyai ciri untuk memperjualbelikan di bursa efek yang diukur dengan nilai mata uang (harga) dimana harga saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan demand dan supply.
Analisa terhadap nilai saham merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi. Ada dua model yang lazim dipergunakan dalam menganalisa saham, yaitu model fundamental dan model teknikal (fischer dan Jordan,1995:510-512). Model fundamental, mencoba memperkirakan harga saham dimasa mendatang melalui dua cara (Husnan, 1996:285), yakni: pertama melakukan estimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di waktu mendatang, dan kedua menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Karena itu untuk melakukan evaluasi dan proyeksi terhadap harga saham, diperlukan informasi tentang kinerja fundamental keuangan perusahaan.
Banyak teori dan studi empiris yang mendukung pernyataan bahwa terdapat pengaruh faktor-faktor fundamental, utamanya pengaruh EPS dan tingkat DPR terhadap harga saham. Informasi tentang laba perusahaan sangat diperlukan dalam melakukan penilaian terhadap saham. Laporan keuangan seperti laba perusahaan harus dipakai sebagai sumber informasi utama bilamana hendak melakukan analisis yang akurat terhadap harga saham. Ketika laba meningkat, maka harga saham cenderung naik sedangkan ketika laba menurun, harga saham juga ikut menurun.
Nilai suatu perusahaan bisa dilihat dari harga saham perusahaan yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham biasanya berfluktuasi mengikuti kekuatan permintaan dan penawaran. Fluktuasi harga saham mencerminkan seberapa besar minat investor terhadap saham suatu perusahaan, karenanya setiap saat bisa mengalam perubahan seiring dengan minat investor untuk menempatkan modalnya pada saham.
Naik turunnya harga saham yang diperdagangkan di lantai bursa ditentukan oleh kekuatan pasar. Jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan yang bersangkutan akan naik; demikian pula sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah oleh pasar, maka harga saham perusahaan juga akan ikut turun bahkan bisa lebih rendah dari harga di pasar sekunder antara investor yang satu dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan.

2.1.3 Dividen Payout Ratio
  Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham ”equity investors”, sedangkan laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Setiap perusahaan selalu ingin adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut disatu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham dilain pihak, tetapi tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti makin sedikit laba yang dapat ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen makin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai ”cash dividend” disebut dividen payout ratio. Pengertian lain Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen per share dengan earning after tax. DPR digunakan untuk mengukur berapa rupiah yang diberikan kepada pemegang saham dari keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurang pajak. Dividen yang mengalami peningkatan dan penurunan secara drastis akan berpengaruh langsung terhadap dividen payout ratio yang dihasilkan, sehingga investor atau pemegang saham dapat melihat bahwasanya perusahaan sukar untuk diprediksi.
   Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Apabila dividen yang dibayarkan secara tunai semakin meningkat, maka semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan masa mendatang rendah dan akan menekan harga saham.
Secara teori, pembagian dividen memberikan sinyal positif kepada para investor akan prospek saham karena mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Selain itu, investor akan bereaksi terhadap perubahan dividen payout ratio (DPR). Penurunan payout ratio akan ditanggapi negatif karena menggambarkan penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan sebaliknya peningkatan payout ratio akan ditanggapi positif oleh investor.

2.1.4 Earning Per Share
Earning per share adalah pendapatan perusahaan dari perlembar saham yang dijual. EPS didapatkan dari pembagian antara laba setelah pajak dengan jumlah lembar saham. Dengan memperhatihan EPS maka investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di pasar modal. EPS dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tinggi maka EPS juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini yang akan mempengaruhi harga saham, karena pergerakan harga saham pengaruh awalnya adalah pendapatan perusahaan (Suad Husnan, 1998;287).
 Banyaknya teori dan studi empiris yang mendukung pernyataan bahwa terdapat pengaruh faktor-faktor fundamental, utamanya pengaruh EPS dan tingkat bunga terhadap harga saham.. Jenning et al. (1997) mengatakan bahwa EPS berpengaruh terhadap variasi harga saham. Ketika laba meningkat, maka harga saham cenderung naik. Sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham juga ikut menurun.

2.1.5 Kurs Dollar
Penentuan nilai tukar mata uang merupakan hal yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang suatu negara akan saling berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang negara lain. Perubahan nilai tukar mata uang tertentu akan mengakibatkan efek nyata dalam pengaruhnya terhadap perekonomian negara tersebut, terutama pada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas perdagangan internasional. Perubahan nilai tukar mata uang akan menghasilkan perubahan langsung pada harga-harga relatif domestik dan barang-barang impor. Secara umum pengaruh perubahan nilai tukar terhadap suatu perusahaan tergantung pada posisi perusahaan tersebut terhadap perubahan nilai tukar mata uang. Pada perusahaan pengimpor baik barang jadi maupun bahan baku dimana harga ditentukan oleh pasar internasional mendapatkan cash flow (expense) pada setiap perubahan nilai tukar mata uang negaranya, nilai tukar mata uang juga biasa disebut kurs valuta asing dalam hal ini berarti kurs dollar.
Kurs valuta asing adalah harga dari satu mata uang yang diukur dalam mata uang asing lainnya. Hal ini ditentukan dalam bursa valas timbul dari kebutuhan untuk membayar barang dan jasa serta asset yang berasal dari luar negeri. Permintaan atas satu mata uang dalam bursa valas menentukan penawaran mata uang.
Permintaan dan penawaran valas menentukan kurs valas. Meningkatnya permintaan serta menurunnya penawaran valas mengakibatkan apresiasi kurs yang menaikkan nilai mata uang. Sebaliknya menurunnya permintaan serta meningkatnya penawaran valas menyebabkan depresiasi kurs menurunkan nilai mata uang.

2.1.6 Sistem Kurs Tetap
Sistem kurs tetap bercirikan kurs stabil yang diperkenankan berfluktuasi dalam batas-batas sempit mengelilingi nilai pasar, dimana kedua batas tersebut tetap tetapi tidak kekal. Keunggulan utama sistem kurs tetap adalah bahwa kurs tetap memberikan tindakan stabilitas kurs dan dengan demikian menghilangkan sumber ketidakpastian dan ketidakstabilan harga yang lebih jauh. Kelemahan utama sistem ini adalah bahwa kurs tetap mengemudikan/mensubordinasi sasaran-sasaran ekonomi ekternal. Hal ini dapat menghasilkan beban-beban sosial dan ekonomi yang merugikan.

2.1.7 Sistem Kurs Mengambang
Sistem kurs mengambang bebas bercirikan kurs yang bebas bereaksi terhadap perubahan dan penawaran valuta asing. Pengumuman BI mengenai perubahan kebijakan menjadi Floating Exchange Rate untuk rupiah dengan US dollar, membuat likuidasi semakin ketat dan dollar AS semakin tinggi. Keunggulan pertama kurs mengambang adalah bahwa kurs menyesuaikan secara otomatis untuk mengamankan keseimbangan neraca pembayaran. Kelemahan utamanya adalah bahwa kurs mengakibatkan ketidakstabilan harga yang meredam perdagangan dan mengurangi kesejahteraan ekonomi. Kurs mengambang merupakan sistem kurs yang paling tidak rumit dan amat sesuai dengan model persaingan konpetitif dimana tidak terdapat campur tangan pemerintah untuk mendukung kurs dan kurs bebas bereaksi terhadap perubahan kondisi pasar dan juga perubahan faktor-faktor yang mendasari permintaan dan penawaran valuta asing.
Dalam teori dikatakan bahwa semakin menguatnya nilai US dollar terhadap rupiah berarti terjadi depresiasi terhadap rupiah dan sebaliknya terjadi apresiasi pada US dollar, dengan kondisi seperti ini apabila investor asing masuk dengan membawa US dollar maka nilai investasinya menjadi murah. Secara teoritis menyatakan bahwa semakin menguatnya nilai rupiah terhadap US dollar maka semakin berminat investor asing masuk. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel kurs dollar terhadap harga saham mempunyai kolerasi negatif, artinya semakin turun kurs dollar terhadap rupiah akan menaikkan harga saham.

2.2 Kajian Penelitian Sejenis
Dalam penelitian ini penulis memgunakan referensi penelitian sejenis yaitu penelitian yang dilakukan Nurfadillah (2006) tentang pengaruh deviden payout ratio (dDPR), earning per share (EPS), dan kurs dollar terhadapharga saham perusahaan manufaktur di BEJ, menyimpulkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, dividen payout ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan kurs dollar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.







2.3 Alat Analisis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan alat analisis regresi linear berganda dengan metode stepwise. Dengan  metode stepwise analisis dilakukan step by step. Variabel independen yang mempunyai korelasi paling tinggi terhadap variabel dependen akan dimasukkan terlebih dahulu, kemudian menyusul variabel yang lain. Proses akan berhenti ketika yang akan dimasukkan ternyata tidak signifikan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Yang intinya adalah terciptanya persamaan regresi yang mengandung variabel independen yang berpengaruh kuat terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh ketiga variabel independen (dividen payout ratio (DPR), earning per share (EPS) dan kurs dollar) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (harga saham), dapat dilihat dari nilai uji signifikansi nilai t dan nilai F dari persamaan regresi. Adapun langkah-langkah pengujian secara teoritis adalah sebagai berikut :
1.      Regresi Linier Berganda:


Y =  α  + b1 (X1) + b2 (X2) + b3 (X3) 


 
 


Kerangan:
Y                  = Harga saham
α                   = Konstanta
b1,b2,b3       = Koefisien regresi
X1                = Dividen Payout Ratio
X2                = Earning Per Share
X3                            = Kurs dollar

2.  Uji korelasi menurut Umar (2002:314) nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai  +1,yang kriteria pemanfatannya berkisar sebagai berikut:
a. Jika  nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan linier positif yaitu semakin besar nilai variabel x makin besar pula nilai variabel y atau makin kecil nilai variabel x makin kecil pula nilai variabel y.
b. Jika  nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan linier negatif yaitu semakin besar nilai variabel x makin kecil pula nilai variabel y atau makin kecil nilai variabel x makin besar pula nilai variabel y
c. Jika, nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dan variabek y.
d. Jika nilai r = 1 atau r = -1 maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan linier sempurna berupa garis lurus seddangkan untuk r yang semakin mengarah ke angka nol maka garis makin tidak lurus.
Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut( Nugroho 2005:36):
Tabel 3.1
Batas-batas koefisien korelasi
Menurut Nugroho

Batas – batas korelasi
Nilai koefisien
1
0,00 sampai dengan 0,20
koefisien sangat lemah
2
0,21 sampai dengan 0,40
koefisien lemah
3
0,41 sampai dengan 0,70
koefisien kuat
4
0,61 sampai dengan 0,90
koefisien sangat kuat
5
0,91 sampai dengan 0,99
koefisien sangat kuat sekali
6
1,00
korelasinya sempurna

3  Uji hipotesis, yaitu dengan melihat nilai probabilitas dengan alpha. Bila nilai probabilitas < alpha, maka hipotesis alternatif diterima. Sebaliknya, bila nilai probabilitas > alpha maka hipotesis alternatif ditolak.
4  Goodness of Fit (R²) yang digunakan untuk melihat garis regresi secara keseluruhan dan diuji letak kebenaran taksirannya. Dalam persamaan itu R² akan menunjukkan nilai yang bisa dijelaskan dan yang tidak bisa dijelaskan yang dikenal dengan istilah koefisien determinasi. Kecocokan model akan baik bila R² semakin besar atau semakin mendekati nilai satu, yang menunjukkan ketiga variabel akan semakin besar. 





BAB III
METODE PENELITIAN


3.1    Objek Penelitian
Pada penulisan ilmiah ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang dipilih sebagai objek penelitian yaitu PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) yang merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. TELKOM beralamat lengkap di Gedung Menara JAMSOSTEK, Lt.24 Jalan Jendral Gatot Subroto No.38 Jakarta.

3.2     Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian
Menurut Sujana dalam Pranowo (2009) populasi adalah keseluruhan individu yang ada dalam suatu objek penelitian, sedangkan individu dapat berarti orang, peristiwa, maupun benda. Sedangkan sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Berdasar pengertian di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 1999 sampai dengan tahun 2009. sedangkan dalam pengambilan sampel penulis menggunakan teknik Judgment Sampling yang termasuk dalam Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu (Sumarni, et al., 2006). Sampel yang dipilih penulis yaitu PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Yang menjadi pertimbangan penulis dalam memilih sampel tersebut adalah karena keaktifan saham perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan 2009.




3.3     Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dari sampel penelitian dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa informasi mengenai PT Telekomunikasi Indonesia antara tahun 1999-2009 yang meliputi volume penjualan dan harga saham umum, pembayaran dividen, dan informasi keuntungan tiap lembar saham. Semua data tersebut didapat dari Bursa Efek Indonesia.

3.4     Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang penulis gunakan merupakan data sekunder. Sumarni et al., (2006) berpendapat yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diberikan oleh sumber data kepada pengumpul data, misalkan dalam bentuk dokumen atau arsip. Dalam hal ini, penulis mendapatkan data penelitian dari Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari volume penjualan dan harga saham umum, pembayaran dividen, dan informasi keuntungan tiap lembar saham dari PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2009.

3.5  Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Yang termasuk dalam variabel dependen yaitu harga saham PT Telekomunikasi Indonesia sedangkan variabel independennya yaitu Earning Per Share, dividend payout ratio, dan kurs dollar. Definisi operasional dan pengukuran variabel-variabel tersebut adalah :
·         Harga Saham, yaitu harga pasar saham pada penutupan akhir tahun (closing price)


·         Dividen Payout Ratio, merupakan presentase dari pendapatan yang akan dibayarkan terhadap pemegang saham.

Dividen payout ratio =   dividen per share / earning per share

Tapi dalam penelitian ini dividen payout ratio didapat dari data keuangan perusahaan tahun 1999-2009 yang berasal dari Bursa Efek Indonesia.
·         Earning per share, menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak / jumlah saham beredar

Tapi dalam penelitian ini earning per share didapat dari data keuangan perusahaan tahun 1999-2009 yang berasal dari Bursa Efek Indonesia
·         Kurs dollar, kurs dollar diukur dengan kurs mata uang dollar terhadap rupiah. Dalam penelitian ini kurs dollar yang digunakan adalah kurs pada saat tanggal closing price harga saham perusahaan tahun 1999-2009.

3.6  Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan antara lain melakukan hipotesis terhadap data-data yang telah dikumpulkan dilanjutkan dengan melakukan metode analisis data menggunakan alat analisis yang sesuai dengan objek penelitian.

A.    Hipotesis
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

H01 : Earning per share (EPS) tidak mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
HA1 : Earning per share (EPS)  mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

HO2 : Dividen payout ratio (DPR) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
HA2 : Dividen payout ratio (DPR) mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

HO3 : Kurs dollar tidak  mempunyai pengaruh  terhadap  harga  saham perusahaan Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
HA3 : Kurs dollar mempunyai pengaruh terhadap   harga saham perusahaan Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

B.     Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan alat analisis regresi linear berganda dengan metode stepwise. Dengan  metode stepwise analisis dilakukan step by step. Variabel independen yang mempunyai korelasi paling tinggi terhadap variabel dependen akan dimasukkan terlebih dahulu, kemudian menyusul variabel yang lain. Proses akan berhenti ketika yang akan dimasukkan ternyata tidak signifikan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Yang intinya adalah terciptanya persamaan regresi yang mengandung variabel independen yang berpengaruh kuat terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh ketiga variabel independen (dividen payout ratio (DPR), earning per share (EPS) dan kurs dollar) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (harga saham), dapat dilihat dari nilai uji signifikansi nilai t dan nilai F dari persamaan regresi.

Adapun langkah-langkah pengujian secara teoritis adalah sebagai berikut :
2.      Regresi Linier Berganda:


Y =  α  + b1 (X1) + b2 (X2) + b3 (X3) 


 
 


Kerangan:
Y                  = Harga saham
α                   = Konstanta
b1,b2,b3       = Koefisien regresi
X1                = Dividen Payout Ratio
X2                = Earning Per Share
X3                            = Kurs dollar

2.  Uji korelasi menurut Umar (2002:314) nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai  +1,yang kriteria pemanfatannya berkisar sebagai berikut:
a. Jika  nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan linier positif yaitu semakin besar nilai variabel x makin besar pula nilai variabel y atau makin kecil nilai variabel x makin kecil pula nilai variabel y.
b. Jika  nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan linier negatif yaitu semakin besar nilai variabel x makin kecil pula nilai variabel y atau makin kecil nilai variabel x makin besar pula nilai variabel y
c. Jika, nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dan variabek y.
d. Jika nilai r = 1 atau r = -1 maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan linier sempurna berupa garis lurus seddangkan untuk r yang semakin mengarah ke angka nol maka garis makin tidak lurus.
Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut ( Nugroho 2005:36):

Tabel 3.1
Batas-batas koefisien korelasi
Menurut Nugroho

Batas – batas korelasi
Nilai koefisien
1
0,00 sampai dengan 0,20
koefisien sangat lemah
2
0,21 sampai dengan 0,40
koefisien lemah
3
0,41 sampai dengan 0,70
koefisien kuat
4
0,61 sampai dengan 0,90
koefisien sangat kuat
5
0,91 sampai dengan 0,99
koefisien sangat kuat sekali
6
1,00
korelasinya sempurna

3  Uji hipotesis, yaitu dengan melihat nilai probabilitas dengan alpha. Bila nilai probabilitas < alpha, maka hipotesis alternatif diterima. Sebaliknya, bila nilai probabilitas > alpha maka hipotesis alternatif ditolak.
4  Goodness of Fit (R²) yang digunakan untuk melihat garis regresi secara keseluruhan dan diuji letak kebenaran taksirannya. Dalam persamaan itu R² akan menunjukkan nilai yang bisa dijelaskan dan yang tidak bisa dijelaskan yang dikenal dengan istilah koefisien determinasi. Kecocokan model akan baik bila R² semakin besar atau semakin mendekati nilai satu, yang menunjukkan ketiga variabel akan semakin besar.












DAFTAR PUSTAKA

Agung Maulana. 2006. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividen Payout  Ratio (DPR) , Dan Kurs Dollar Terhadap Harga Saham Perusahaan Selamat Sempurna Tbk:Jakarta.

Arif Pratisto. 2009. Statistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17. PT Elex Media Komputindo:Jakarta.

Awat, Napa J. 1999. Manajemen Keuangan: Pendekatan Matematis, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Baridwan, Z.2000. Intermediate Accounting. BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F, dan Houston, Joel F. 2001 Manajemen Keuangan, Edisi kedelapan, Penerbit Erlangga: Jakarta.

Gaver, Jennifer J, and Gaver, Kenneth M, Additional Evidence on The Association Between The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies, Journal of Accounting and Economics, Vol. 16, 1993, pp 125–160.

Jones, Stewart, and Sharma, Rohit.2001 The Association Between The Investment Opportunity Set and Corporate Financing and Dividend Decisions: Some Australian Evidence, Managerial Finance, Vol. 27, No.3 pp 48–64.

Kallapur, Sanjay, and Trombley, Mark A. 2001 The Investment Opportunity Set: Determinants, Consequence and Measurement, Managerial Finance, Vol. 27, No. 3, 2001, pp 3–15.

Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. UPP – AMP YKPN: Yogyakarta.

Resmi,Siti .2002. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: STIE YKPN

Smith, Clifford W, and Watts, Ross L, The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies, Journal of Financial Economics, Vol. 32, 1992, pp 263–292.

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi pertama, Ekonisia: Jakarta.

Singgih Santoso. 2001. SPSS Versi 10. PT Elex Media Komputindo:Jakarta

Sawir, A. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.