Sabtu, 30 November 2013

Cara Memulai Usaha




Cara Memulai Bisnis Kuliner di Bulan Ramadhan

Inilah beberapa cara yang akan membantu anda dalam memulai bisnis baru yaitu bisnis kuliner di bulan Ramadhan. Semoga cara ini dapat membantu anda menjalankan usaha yang akan anda rintis. Sebagai berikut :

1.       Pilih terlebih dahulu produk apa yang akan dijual
2.       Gunakan peralatan masak di rumah. Usahakan jangan membeli peralatan masak baru karena akan menambah biaya
3.       Tentukan tempat untuk berjualan
4.       Tentukan target pembelinya
5.       Terima orderan sesuai kemampuan anda

Berjualan Kue 2




Bubur Candil


Untuk 50 gelas
Bahan-bahan     :
1kg Tepung ketan                                                            : Rp 15.000
Santan (1butir kelapa)                                                      :Rp 5.000
Gula pasir                                                                        : Rp 3.200
Bahan-bahan lainnya (gula jawa dan lain-lain)                   : Rp 2.800

                                Total                                              = Rp 26.000

                                Hrga pokok penjualan                    = Rp 26.000 : 50 gelas
                                                                                      = Rp 1.300

Tips Berjualan



Tips Berjualan

Saya mempunyai sedikit tips untuk para pambaca yang akan membuka sebuah usaha baru. Beberapa tips ini harus diperhatikan apabila kita ingin memiliki usaha baru yang akan dirintis. Karena selain kita akan mendapatkan laba atau keuntungan yang meningkat, pelanggan atau costemers juga semakin banyak. Diantaranya sebagai berikut :

1. Jangan menjual terlalu murah dari harga pasar
2. Buat inovasi pada produk makanan anda
3. Buat layanan pesan antar
4. Bersikap ramah tamah  pada pembeli
5. Sesekali berilah bonus bila pelanggan membeli banyak
6. Sediakan tempat yang layak dan nyaman untuk berjualan

Berjualan Kue 1





Kue kering nastar

Bahan-bahan :
Tepung terigu                                    : 600gr @ 7.000/kg                           Rp 4.200
Margarine                                         : 300gr @ 18.000/kg                         Rp 5.400
Rum butter salted                              : 100gr @ 21.000/kg                         Rp 10.500
Gula tepung                                       : 80gr @ 4.500/kg                            Rp 1.400
Kuning telur                                       : 2 butir @ 1.000/buah                      Rp 2.000
Susu                                                  : 50gr @ 12.000/200gr                     Rp 3.000
Vanili                                                 : 1 sdt                                               Rp 300
Nanas                                                : 2 buah (1kg)                                   Rp 8.000
Gula pasir                                          : 150gr @ 11.000/kg                         Rp 1.650
Gula merah                                        : 100gr @ 10.000/kg                         Rp 1.100
                                                                                                                                                 
                                                            Total                                               Rp 37.590



Dengan resep ini akan menghasilkan ± 1kg kue nastar. Bila dijual dalam stoples ukuran ±500gr, akan jadi 3 toples. Rp 38.000 : 3 stoples = Rp 12.666 atau dibulatkan menjadi Rp 12.700. Harga jual untuk satu stoples ukuran 500gr. Rp 38.000-12.700 = Rp 25.300. Lalu Rp 25.300 × 3 = 75.900 (Keuntungan)
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

Belajar Berbisnis Di Usia Muda







Belajar Berbisnis





Dengan berkembangnya dunia bisnis saat ini, banyak orang mulai menekuninya. Mulai dari menjajakan dagangan dari satu rumah ke rumah yang lain sampai bisnis online, tak bisa dipungkiri teknologi juga berpengaruh di dalamnya. Orang tua, dewasa, hingga anak muda khususnya mahasiswa seperti saya, semua berlomba menekuni dunia bisnis demi mendapatkan keuntungan. 


Banyak yang mengatakan mencari pekerjaan sangat sulit. Kita harus pintar mencari peluang dan berpikir kreatif untuk menciptakan lapangan kerja sendiri yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.


Laba atau keuntungan adalah hal utama yang dituju dalam menjalakankan sebuah bisnis. Seperti yang saya lakukan saat ini, bisnis berjualan jersey saya jalankan baru-baru ini. bisnis ini saya lakukan tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata, tetapi sekaligus belajar untuk menjalankan sebuah bisnis/usaha. Di sisi lain saya ingin membantu meringankan beban orang tua. Karena kebutuhan semakin bertambah, sehingga saya mencari cara lain untuk mencari tambahan pemasukan.
 

Bermaksud untuk promosi barang, jersey yang saya jual original dari singapura tetapi saya mengordernya langsung dari bandung. Karena bandung punya banyak sekali distro yang menjual jersey dengan harga dan kualitas yang bagus. Club sepak bola, ukuran jersey, warna jersey semuanya ada. Bagi pecinta sepak bola, pasti ingin memiliki jersey club sepak bola kesayangannya. Lalu bagi yang sudah memiliki jersey club sepak bola kesayangannya, bisa menambah koleksi jerseynya.


Semoga dengan usaha yang baru saya jalankan ini, dapat menambah pengetahuan tentang dunia bisnis. Juga sabagai ajang untuk mencari pengalaman berbisnis yang akan berguna di masa depan.




Rabu, 27 November 2013

Softskill (Pengantar Bisnis 5)



PROPOSAL USAHA KECIL
BISNIS AYAM BAKAR



 

Nama : Verda Ayu Nadanti
NPM : 29213110
Kelas : 1EB26
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Universitas Gunadarma

Kota Bekasi
Tahun 2013








Kata Pengantar

         Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah pengantar bisnis yang berjudul “USAHA KECIL
BISNIS AYAM BAKAR” .

         Makalah ini sangat penting karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang usaha ekonomi dan dapat menambah pengetahuan bagaimana cara mengelola suatu usaha seperti bidang usaha ayam bakar. Selain itu, makalah ini dibuat untuk emenuhi tugas ke-5 Pengantar Bisnis. Maka di harapkan agar mahasiswa /I yang membacanya dapat memahami dan menjadi bahan acuan bila akan memulai suatu usaha.

        Kemudian tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Bisnis, karena bimbingan beliaulah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan perbaikan yang sedemikian.

       Di dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini dapat lebih disempurnakan lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khusunya dan mahasiswa umumnya. Amin
















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

       Dalam meningkatkan pendapatan keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha yang bersifat kreatif, penuh perhitungan. dan berorientasi pasar.
      Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik, itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja lama, karena kondisi perekonomian terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK.

1.2 Tujuan

      Dengan demikian tujuan dari pengembangan usaha ini yaitu :
1.      Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara
2.      Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran
3.      Mencari keuntungan/laba dan memberikan kepuasan bagi pihak konsumen
4.      Menarik minat konsumen untuk merasakan masakan yang sudah cukup terkenal
5.      Mencapai target penjualan
6.      Memberikan inovasi makanan kepada konsumen
7.      Memberikan alternative makanan tambahan bagi konsumen
8.      Menciptakan usaha yang sehat dan menciptakan income yang optimal


1.3 Studi Kelayakan dan Anggaran

      Dari pengamatan langsung dan dari data jumlah mobil dan sepeda motor yang melakukan parkir di Rumah Makan Ayam Bakar yang sudah cukup terkenal di Yogyakarta dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ayam Bakar cukup laris dan memasyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan dipasarkan.
     Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Bakar yang kurang terkenal dari Rumah Makan Ayam Bakar di Yogyakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 ekor.
     Dengan mengambil Asumsi bahwa usaha Ayam Bakar ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 ekor ayam, maka omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari.
     Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Bakar adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk sejenis dari Ayam Bakar yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.




Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana faktor biaya dihitung sebagai berikut :



1.
Harga ayam hidup
Rp 20.000,-/ekor
2.
Biaya bumbu
Rp 2.500,-/ekor
3.
Biaya tenaga kerja
Rp 2000,-/ekor
4.
Biaya iklan
Rp 1000,-/ekor
5.
Biaya distribusi
Rp 26.000,-/ekor
Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor
Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,- dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam.
     Dengan demikian Ekspetasi Return on Equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.
Atau dengan analisis keuangan dengan contoh lain, misalnya :
  1. - Gerobak atau etalase : Rp.2.000.000,00
  2. - Pemanggang ayam : Rp.400.000,00
  3. - Peralatan masak : Rp.200.000,00
  4. - Perlengkapan lain (baskom, tempat bumbu) : Rp.100.000,00
Total : Rp.2.700.000,00
Biaya variabel;
  1. - Ayam (10 ekor x Rp.1.800/ekor x 1 minggu) : Rp.1.260.000,00
  2. - Bumbu, kecap dan lalapan (Rp.100.000/hari x 1 minggu) : Rp.700.000,00
  3. - Arang (Rp.23.000/minggu x 1 minggu) : Rp.161.000,00
  4. - Plastik dan kertas pembungkus (Rp.16.000/mg x 1 minggu) : Rp.112.000,00
  5. - Listrik : Rp.20.000,00
  6. - Transportasi per-1 minggu : Rp.70.000,00
Total : Rp.2.323.000,00
Jadi total modal awal Rp.5.023.000,00.

1.4 Usulan Usaha

      Dari studi kelayakan usaha yang telah dilakukan dimana Ekspetasi Return on Equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya usaha Ayam Bakar ini layak untuk dipertimbangkan.
Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan usaha ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Yogyakarta dan sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin.
Mudahnya membuat ayam Bakar serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini























BAB II
PENGEMBANGAN PRODUK

2.1.Konsep Produk

       Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Bakar beberapa diantaranya adalah Ayam Bakar Manis, Ayam Bakar Model Kentucky, dan Ayam Bakar Pedas.
Sedangkan Ayam Bakar yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Bakar Manis Pedas, hal ini mengingat permintaan yang besar terhadap jenis Ayam Bakar.
       Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
       Dengan rasa yang khas, gurih, renyah ,tulangnya lunak, dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Bakar ini maka dapat dikatakan Ayam Bakar produk kita adalah produk sejenis yang ada di pasar.

2.2.Pengembangan Produk

       Pengembangan produk kedepan untuk produk Ayam Bakar ini agak sulit mengingat bahwa jenis dari masakan Ayam Bakar memiliki karakteristik tersendiri, pasar tersendiri, dan langganan atau customer tersendiri pula, Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan.
      Jenis Ayam Bakar model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap produk Ayam Bakar mengingat sama-sama menggunakan tepung dan mudah dalam proses membuatnya.

2.3.Uji Produk

      Setelah kita mampu membuat produk Ayam Bakar,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi rasa, kekenyalan, kering dan tidaknya, serta yang tidak kalah penting adalah kebersihannya (higenis).
      Diperlukan minimal 15 orang yang berbeda dari tingkat umur, pekerjaan, tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira produk ayam Bakar seperti apa yang mereka inginkan.







2.4.Persiapan Produksi

       Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan produksi akan meliputi beberapa aspek, yang paling utama adalah persiapan SDM, bahan baku utama, bahan baku tambahan, alat pengolah, tempat produksi, serta yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan.
      Sumber Daya Manusia dalam aspek produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Bakar ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual, untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Bakar mutlak diperlukan.
      Ketersediaan bahan baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya, sebab kelangsungan produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup, mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu-bumbu dan alat pengolah Ayam Bakar. Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relatif kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan.
      Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dariusaha Ayam Bakar ini, sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.
Mengingat jumlah dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari pribadi, modal yang diperlukan dengan perkiraan omset per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,-
      Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank bnerlomba-lomba memberikan kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.

















BAB III
POSITIONING PRODUK

3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk

       Segmentasi produk adalah proses menempatkan konsumen dalam sub kelompok di pasar, sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan. Dengan kata lain segmentasi pasar adalah proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen kedalam potensial pelanggan yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.
      Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari geografi, demografi, psikografi, dan behavior (tingkah laku) untuk Ayam Bakar ini kita akan mengambil segmen variabel psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segmen pasar Ayam Bakar ini.
      Setelah kita mampu mengindentifikasi segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil segmen tingkat sosial, maka selanjutnya segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran.
      Dalam hal positioning produk Ayam Bakar ini akan kita posisikan sebagai produk Ayam Bakar dengan rasa yang sama dengan Ayam Bakar yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah. Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Bakar dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning produk harus jelas, berbeda, dan memiliki nilai lebih.
















BAB IV
MARKETING MIX

4.1.Penentuan Harga

       Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix. Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga, Produk/Merek, Promosi, dan Tempat Distribusi haruslah betul betul berbeda dari produk yang sudah ada, sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi.
      Dalam hal Ayam Bakar dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung,

4.2.Penentuan Produk/Merek

       Penentaun merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut, umumnya produk makanan lebih memilih nama dari produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu.
      Misalnya Ayam Bakar Suharti, Ayam Bakar Maryati, Soto Pak Marto, Soto Sholeh, dan lain sebagainya, label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja.
       Dengan demikian dalam membuat ayam Bakar ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Bakar begitu saja, namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi faktor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Bakar juga dapat diberikan misalnya asal resep, atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Bakar ini dibuat.

4.3.Promosi

      Dalam melakukan promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL) dan Below the line(BTL).
Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV, Radio, dan Koran/Majalah. Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship dalam event tertentu, demo masak dan lain sebagainya.
     Untuk produk Ayam Bakar media promosi yang tepat sebenarnya adalah promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam Bakar tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain.

4.4.Distribusi/Tempat Penjualan

       Tempat penjualan produk Ayam Bakar ini hendaknya dipilih tempat yang benar-benar strategis, dengan jumlah orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal. Orang yang tadinya belum tahu keberadaan produk kita akan dengan segera tahu, dengan demikian faktor manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan timbul.
























BAB V
UJI PEMASARAN

5.1.Strategi Penjualan

       Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya.
      Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Bakar ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan.
      Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam Bakar ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Bakar ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour.
      Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.

5.2 Studi Hasil Penjualan

      Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan.
      Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal.
      Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relatif baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.










BAB VI
PENUTUP

       Melakukan usaha dituntut untuk serius dan fokus, kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.

       Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis.
Sudah sewajarnyakita sebagai mahasiswa memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang. Dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.
















Daftar Pustaka